Minggu, 26 April 2020

Pengantar Pemodelan dan Simulasi

Prinsip Dasar

Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada;

  • Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sistem, pertimbangan teknis, dan perangkat pembangun sistem.
  • Kemampuan pemodel untuk membuat model 
  • Proses pemodelan adalah evolusioner sebab aktivitas pemodelan menyatakan pentingnya setiap informasi

Prinsip Pertama

  • Seorang pemodel harus memahami struktur dan aturan-aturan operasi sistem dan dapat mengekstrak esensi sistem tanpa memesukkan detail-detail yang tidak perlu.
  • Sebuah proyek pemodelan normalnya merupakan aktifitas interdisiplin dan harus memasukkan seorang pengambil keputusan sebagai bagian dari tim. 
  • Dengan konseptualisasi model perlu memasukkan komponen2 struktural sistem, seperti schedule, algoritma, dan pengendali yang dibutuhkan untuk menjelaskan model.

Prinsip Kedua

  • Model harus dibuat interaktif dalam bentuk grafis sebab sebuah model tidak hanya mendefinisikan dan menggembangkan tetapi secara kontinyu diperhalus, diperbaiki, dimodifikasi, dan dikembangkan sehingga selalu up-to-date

Prinsip Ketiga

  • Informasi yang diperoleh selama proses pemodelan mendukung kegiatan pembuatan model dan mengukur aoutput lebih relevan dan akurat. 
  • Proses pemodelan berlanjut hingga penambahan detil atau informasi tidak diperlukan lagi untuk menyelesaikan masalah atau waktu telah habis.
  • Selama proses evolusioner, relasi diantara sistem da model secara kontinyu didefinisikan dan didefinisikan ulang.

Prinsip Keempat

  • Simulasi model memperlihatkan tingkah laku model, dan akibatnya dalam sistem, dan memungkinkan adanya evolusi model selanjutnya. 
  • Hasil korespondensi antara model dan sistem tidak hanya menyediakan model sebagai perangkat untuk penyelesaian masalah, tetapi menyediakan sistem yang lebih familiar untuk pemodel dan sarana pelatihan untuk pengguna selanjutnya.

Klasifikasi Pemodelan Simulasi 
  • Model simulasi suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai, perubahan diskrit, perubahan kontinyu, dan kombinasi diskrit kontinyu. 
  • Sebuah model diskrit memiliki variabel dependen yang hanya berubah pada saat tertentu selama waktu simulasi. 
  • Sebagai contoh, waktu kejadian dalam sistem manufaktur berhubungan denga waktu yang dipesan dan diletakkan dalam sistem. 
Klasifikasi Pemodelan Simulasi 
  • Model kontinyu memiliki variabel dependen yang mengikuti fungsi kontinyu waktu. 
  • Sebagai contoh, waktu yang dibutuhkan untuk membongkar minyak dari tangki atau posisi sebuah “crane”. 
  • Model kombinasi, memiliki variabel dependen dari sebuah model yang dapat berubah secara diskrit, kontinyu, atau kontinyu dengan sistem loncat. 
  • Contohnya, ketika sebuah “crane” menjangkau suatu lokasi, pembongkaran muatan diinisialisasi.
Pemodelan Simulasi Diskrit 
  • Komponen yang mengikuti sistem diskrit seperti orang, peralatan, order, dan bahan baku disebut entitas. 
  • Ada banyak tipe entitas dan masing-masing memiliki sifat atau atribut. 
  • Dalam pemodelan simulasi pengelompokan entitas disebut files, set (himpunan), list (daftar), atau chain (rangkaian). 
  • Tujuan dari pemodelan diskrit adalah memperlihatkan aktifitas diantara entitas dan mempelajari sesuatu tentang tingkah laku sistem dinamis.
Pemodelan Simulasi Diskrit Ada 4 cara memformulasikan sistem diskrit: 
1. Mendefinisikan perubahan keadaan yang terjadi setiap titik waktu. 
2. Menjelaskan proses (jaringan) yang melewati entitas di dalam alur model. 
3. Menjelaskan aktifitas dalam entitas yang dipesan. 
4. Menjelaskan objek (entitas) dan kondisi yang merubah keadaan-keadaan objek.

Contoh model simulasi diskrit 
  • Salah satu contoh adalah pelayanan yang diberikan ke pelanggan (customer) oleh teller di sebuah bank. 
  • Untuk memahami model, pertama kali didefinisikan keadaan sistem, dalam hal ini adalah status teller (sibuk/bebas) dan jumlah customer dalam sistem. 
  • Keadaan dalam sistem akan berubah oleh (1) kedatangan customer dan (2) selesainya pelayanan teller ke customer. 
Pemodelan Simulasi Kontinyu 
  • Dalam model simulasi kontinyu, keadaan sistem direpresentasikanoleh variabel dependen yang berubah sepanjangwaktu. 
  • Sebuah model simulasi kontinyu dikonstruksikandengan mendefinisikan persamaan untusebuah himpunan dari keadaanvariabel2.
Membangun model kontinyu 
1. Mengidentifikasikan variabel keadaan yang dilukiskan. 
2. Membangun deskripsi persamaan tingkah laku variabel keadaan. 
3. Mengidentifikasi kondisi dimana status perubahan akan terjadi. 
4. Menjelaskan nilai variabel keadaan berdasarkan persamaan yang telah ditentukan untuk membuat kemungkinan perubahan yang terjadi.

Kompleksitas model kontinyu 
  • Perubahan terjadi dalam definisi persamaan. Perubahan ini dapat berupa koefisien atau bentuk persamaan yang terjadi pada waktu keadaan atau kejadian keadaan.
  • Perubahan diskrit dalam variabel keadaan dapat terjadi.
  • Persamaan himpunan simultan dapat terjadi sebab adanya interaksi diantara variabel keadaan.
  • Variabel random termasuk kedalam definisi persamaan.
Model kombinasi diskrit - kontinyu 
  • Spesifikasi kombinasi model dapat dinyatakan dalam entitas, global, atau variabel model, dan variabel keadaan.
  • Tingkah laku dari model disimulasikan dengan menghitung nilai dari variabel keadaan pada step waktu yang singkat. 
  • Tiga dasar interaksi dapat terjadi antara perubahan variabel diskrit dan kontinyu.
  • Pertama perubahan diskrit dalam nilai boleh dibuat dalam bentuk kontinyu.
Model kombinasi diskrit - kontinyu 
  • Kedua, sebuah variabel keadaan kontinyu yang merupakan nilai ambang dapat meyebabkan sebuah peristiwa terjadi atau dijadwalkan . 
  • Ketiga, diskripsi fungsional dari variabel kontinyu dapat berubah menjadi variabel diskrit dalam waktu yang singkat. 
  • Dalam pemodelan sistem kombinasi, aspek kontinyu harus diutamakan. Aspek diskrit model dibangun kemudian. Interaksi antara diskrit dan kontinyu kemudian didekatkan.


Sumber: https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/2_PEMODELAN_SIMULASI.pdf